07.11
Dana Kemitraan Industri di Gresik Bakal Dijadikan Satu
Alokasi dana corporate social responsibility (CSR), puluhan industri di
Gresik selama ini kerap tumpang tindih dalam penyalurannya bakal
dijadikan satu melalui pemerintah daerah.
"Kalau di Gresik ada 600 industri menengah besar, coba tiap industri menyisihkan Rp 50 juta dana CSR akan terkumpul dana sekitar Rp 30 miliar. Dana tersebut kemudian dikelola oleh badan atau dinas atau lembaga dibawa koordinasi pemerintah daerah maka akan lebih terarah," kata Anggota DPR RI Komisi I, Effendi Choirie dihadapan peserta pembukaan Posko Pengaduan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang, Jumat (30/12/2011).
Dalam acara yang digelar oleh LSM Forum Kota (Forkot) Gresik. Efendi Chorie menilai pemanfaatan dana CSR industri besar di Gresik kurang optimal. Bahkan, kata dia, sering terjadi tumpang tindih antara industri yang satu dengan lainnya.
"Ini tidak boleh terjadi dan harus dicari formulanya untuk mengatur pengelolaan dana CSR. Misalkan dana itu digunakan untuk pembelian sapi warga miskin di wilayah Gresik Utara dan Selatan. Disini hasilnya lebih kelihatan pemanfaatannya daripada sekadar memberi program," kata Effendi Choirie.
Sementara itu, Wabup Gresik Moch.Qosim mendukung tawaran itu. Menurut Qosim, Pemkab Gresik memiliki sejumlah program pengentasan kemiskinan yang bisa dibiayai oleh dana CSR. "Kami siap jika diberi mandat untuk mengelola dan CSR tinggal kesepakatan saja dengan industri yang ada di Gresik ini," ungkap Moch.Qosim.
Hal senada juga dikemukakan Kepala Bagian Kemitraan Bina lingkungan PT Semen Gresik (persero) Tbk, EKo Honeng Setyobudi. Menurutnya, pemanfaatan dana CSR sebenarnya sudah dilakuan secara efisien di lingkungan perusahaannya. "Kami dalam menyalurkan dana CSR sudah terukur dan tersitematis. Setidaknya itu yang selama ini sudah kami lakukan," terang Eko Honeng
"Kalau di Gresik ada 600 industri menengah besar, coba tiap industri menyisihkan Rp 50 juta dana CSR akan terkumpul dana sekitar Rp 30 miliar. Dana tersebut kemudian dikelola oleh badan atau dinas atau lembaga dibawa koordinasi pemerintah daerah maka akan lebih terarah," kata Anggota DPR RI Komisi I, Effendi Choirie dihadapan peserta pembukaan Posko Pengaduan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang, Jumat (30/12/2011).
Dalam acara yang digelar oleh LSM Forum Kota (Forkot) Gresik. Efendi Chorie menilai pemanfaatan dana CSR industri besar di Gresik kurang optimal. Bahkan, kata dia, sering terjadi tumpang tindih antara industri yang satu dengan lainnya.
"Ini tidak boleh terjadi dan harus dicari formulanya untuk mengatur pengelolaan dana CSR. Misalkan dana itu digunakan untuk pembelian sapi warga miskin di wilayah Gresik Utara dan Selatan. Disini hasilnya lebih kelihatan pemanfaatannya daripada sekadar memberi program," kata Effendi Choirie.
Sementara itu, Wabup Gresik Moch.Qosim mendukung tawaran itu. Menurut Qosim, Pemkab Gresik memiliki sejumlah program pengentasan kemiskinan yang bisa dibiayai oleh dana CSR. "Kami siap jika diberi mandat untuk mengelola dan CSR tinggal kesepakatan saja dengan industri yang ada di Gresik ini," ungkap Moch.Qosim.
Hal senada juga dikemukakan Kepala Bagian Kemitraan Bina lingkungan PT Semen Gresik (persero) Tbk, EKo Honeng Setyobudi. Menurutnya, pemanfaatan dana CSR sebenarnya sudah dilakuan secara efisien di lingkungan perusahaannya. "Kami dalam menyalurkan dana CSR sudah terukur dan tersitematis. Setidaknya itu yang selama ini sudah kami lakukan," terang Eko Honeng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Dana Kemitraan Industri di Gresik Bakal Dijadikan Satu”
Posting Komentar