Kompetisi Sabung Ayam Dibubarkan Polisi di SOR Tridharma Petrokimia Gresik

Gara-gara tidak mengantongi izin, kompetisi sabung ayam jago tanpa uang yang digelar Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (Papaji) yang secara terbuka digelar di SOR Tridharma Petrokimia Gresik akhirnya dibubarkan polisi.

Menurut Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Nur Hidayat, kegiatan yang dilakukan Papaji itu belum mengantongi izin dari Kepolisian. "Karena belum mengantongi izin, maka kami lakukan pelarangan para peserta untuk memasuki area tempat acara," katanya kepada wartawan, Minggu (8/12/2012).

Ditegaskan AKP Hidayat, pelarangan ini didasari pertama ada keberatan dari tokoh agama dalam hal ini MUI (Mejelis Ulama Indonesia) Gresik serta beberapa masyarakat serta Bupati Gresik yang juga tidak mengizinkan sesuai dengan disposisi dari Disparpora Gresik.

Selain itu, lanjut AKP Hidayat, berdasarkan pasal 302 KUHP, ayat 1e disebutkan barang siapa tiada dengan maksud yang patut atau dengan melewati batas yang diizinkan, sengaja menyakiti atau membikin cacat binatang atau merusakkan kesehatan binatang serta ayat 2 yang menyebutkan menyebabkan kematiannya, maka orang yang bersalah itu, karena menganiaya binatang dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda Rp 45 ribu.

Sementara itu, Ketua Panitia Kontes Sabung Ayam Jago ke 1 di Gresik, Farid Abdillah mengaku kecewa atas tindakan yang dilakukan polisi dengan cara memblokir pintu masuk SOR Tri Dharma Petrokimia Gresik.

"Sabotase dilakukan oleh aparat berseragam polisi dengan cara menutup akses jalan masuk acara itu. Kami anggap tidak memenuhi rasa keadilan," ujarnya.

Disamping itu, kata Farid Abdillah, aparat juga telah melakukan intimidasi terhadap calon peserta maupun penonton dengan cara menghalau dan melarang masuk area acara, sehingga tindakan itu mengakibatkan acara batal. "Terkait dengan ini kami akan melakukan upaya hukum karena tidak ada unsur keadilan," tuturnya.

Akibat adanya pembatalan ini, kompetisi sabung ayam terbuka ke 1 di Gresik membuat 300 peserta kecewa, seperti yang dialami Hakim Sincan (40) warga asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. "Kami kecewa, karena katanya sudah ada izin ternyata batal," kata Hakim.